slalu ada puisi untuk mu


Sebenar nya aku ingin diam dengan perih ini

Seperti kesunyian malam,,

Yang dengan gulita diam mengalir menuju terang

Sebenar nya aku ingin diam dengan gundah ini

Seperti kesunyian malam,,,

Yang dengan gulita nya tanpa kata lelap dalam gelap

Serumpun rasaku terajam onak berontak mengisak

Telanjangi luka dalam rindu yang tiada berkesudahan



Engkau pun tahu,,,

Aku begitu rapuh tanpa mu

Terbesit dalam ketidak warasan

Fikir ku untuk tinggal kan

Fana yang begitu berat membebani asa ku

Ingin ku lepas semua yang menjadi takdir ku

ayun kan lari ku hingga begitu jauh

Entah sampai di mana kembara membawa

Walau aku harus tersesat dalam rimba tak bertuan

Mungkin aku sejenak mampu bernafas

Lepas dari beban dera yang tlah tersurat



Engkau pun tahu,,,

Aku begitu rapuh tanpa mu

Aku lah ranting yang engkau tinggal kan

Tersisa kering lapuk dan kerontang

Hingga saat jemari api menyentuh lapuk ku

Rintih ku mengiringi bara yang mengabukan

Dan semilir pun membuat aku pasrah

Terhempas seiring kelam mengambang tanpa arah

Kau lah hijau pada setiap helai dedaunan

Kuncup di setiap tangkai

Yang isyarat kan kehidupan

Ranting asaku yang kau taut dengan indah mu



Harus kan ku rusak keheningan malam

Dengan aku berteriak memanggil mu

Dengan aku lantang menyebut nama mu

Dengan aku keras tanpa henti berpuisi

Tentang detak ini yang merindu mu

Hingga jiwa jiwa yang terlelap mendengar

Pun jua diri mu yang kini diam terselubung sunyi



Sebenar nya aku ingin diam dengan rindu ini

Untuk mu yang ingin melupakan aku

Hingga kau akan kembali tersenyum

Di setiap pagi saat katup mu menyambut hari yang baru

Namun,,,,

Aksara ini seperti hujan yang begitu deras

Mengguyur semesta qalbu ku

Membanjiri sungai sungai di palung hati ku

Hingga meluap,,,,

Dan aku tak kuasa menahan puisi ini dalam diam



Cinta,,,,

Sebenar nya aku ingin diam

Namun aku tak mampu,,,,

Di setiap helaan nafas ku

Selalu saja ada puisi untuk mu

Bait tentang kita,tentang rasa ini

Pun tentang kesah yang membuat engkau terdiam



Maaf kupahat di setiap ujung aksara ku

Bila kau dengar lagi parau suara ini menyebut mu

Bila harus kau lihat lagi,,,

Sajak kusud ini terajah menyisip di antara selayang mu

Kau pun juga tau,,,

Aku yang begitu rapuh tanpa diri mu

0 comments:

Post a Comment

mari bersapa